11 Kelebihan dan Kekurangan E Learning dalam Pembelaran

Sumber: https://dosenit.com/kuliah-it/teknologi-informasi/kelebihan-dan-kekurangan-e-learning

https://elearning.ut.ac.id/pluginfile.php/3473353/block_mb2slider/content/Banner%203.jpg
Di tahun 2017 ini siapa yang tidak tahu e-learning?  E-learning adalah sebuah metode pembelajaran yang menuntun siswanya untuk mempelajari sebuah topik atau materi menggunakan akses internet entah itu melalui website/blog, e-book, video,dll. Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Illnois University di Urbana Champaign dengan memakai sistem Computer Assisted Instruction dan komputer yang bernama PLATO. Perkembangan metode ini semakin pesat dengan adanya sistem baru bernama CBT (Computer Based Training) yang memunculkan aplikasi-aplikasi e-learning yang berisi materi berbentuk lisan ataupun visual yang dapat dijalankan di PC dan CD-ROM sampai sistem LMS (Learning Management System) yang menggabungkan situs-situs informasi seperti artikel,berita,majalah,dll.
Dilihat dari fungsinya terdapat 3 fungsi e Learning yang disebutkan oleh seorang ahli pendidikan bernama Siahaan terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas diantaranya yaitu :
  • Sebagai suplemen ( tambahan )
Siswa dan siswi memiliki kebebasan untuk memilih materi yang ingin ia cari apakah itu melalui e-learning atau tidak. Pada poin ini, tidak adanya keharusan seorang siswa atau siswi untuk dapat mengakses bahan pembelajaran melalui internet. Mereka diperbolehkan untuk tidak  mengakses namun apabila mereka memilih untuk e-Learning maka harus dihargai atas usahanya dalam menambah ilmu.
  • Sebagai komplemen ( pelengkap )
Apabila didalam sebuah kelas terdapat kegiatan pengayaan ataupun remedial, e-Learning berfungsi sebagai pelengkap materi pembelajaran yang sudah ada agar siswa atau siswi tidak terpatok dengan materi yang itu-itu saja, bisa menambah wawasan terhadap materi pembelajaran kelas, dan agar pemahaman siswa atau siswi terhadap menjadi lebih dibandingkan sebelumnya.
  • Sebagai subtitusi ( pengganti )
e-Learning berfungsi sebagai pengganti apabila menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 jenis model kegiatan pembelajaran diantaranya, sepenuhnya tatap muka, sebagian tatap muka dan sebagaian melalui internet, sepenuhnya melalui internet.
Dibawah ini adalah kelebihan dan kekurangan e Learning :

Kelebihan

1. Murah – Dengan bermodalkan paket data internet saja siswa atau siswi dapat mengakses materi pembelajaran yang mereka inginkan tanpa harus khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir.

2. Hemat – Hemat disini bermaksudkan bahwa siswa atau siswi tidak usah membeli buku materi pembelajaran lagi karena semua materi sudah dapat dicari dengan mudah di internet

3. Tingkat pemahaman yang lebih baik – Terkadang faktor penghambat dari kegiatan pembelajaran adalah cara penyampaian materi seorang pengajar yang cukup susah dipahami. Melalui e-learning siswa dan siswi bisa mencari konten materi yang memiliki penyampaian yang mudah dipahami seperti melalui video dan gambar.

4. Wawasan tidak terbatas – Dengan melakukan e-Learning siswa dan siswi akan selalu menemukan hal yang semula mereka tidak ketahui. Tidak seperti jika pembelajaran melalui tatap muka saja atau hanya dengan membaca buku. Siswa dan siswi akan mendapat wawasan yang lebih luas dan tidak terbatas.

5. Mandiri – Berbeda dengan pembelajaran tatap muka, melalui e-Learning siswa dan siswi berguru ke internet tanpa adanya campur tangan dari guru lagi. Sehingga siswa dan siswi dapat terbiasa mencari materi yang ia tahu tanpa harus selalu bertanya kepada guru yang ada dikelas.

Kekurangan

1. Wawasan yang Tidak Seharusnya Dilihat
Seperti yang dijelaskan pada poin kelebihan sebelumnya bahwa e-Learning memberikan kebebasan akses siswa dan siswi untuk menambah wawasan mereka. Namun tidak semua wawasan di Internet itu positif. Jika tidak hati-hati siswa dan siswi dapat mengakses hal yang seharusnya mereka belum boleh akses seperti konten-konten porno yang beredaran di Internet.

2. Kesosialan terganggu
Dengan e-Learning siswa dan siswi akan mempunyai wawasan yang berbeda-beda. Hal ini cenderung membuat siswa satu dengan lainnya merasa lebih superior karena mengetahui lebih banyak dari yang lainnnya. Atau bahkan yang wawasannya masih kurang luas merasa minder dan akhirnya mengucilkan dirinya sendiri.

3. Interaksi dengan guru berkurang
e-Learning membuat siswa dan siswinya berguru kepada internet namun hal ini menyebabkan interaksi dengan guru berkurang karena mereka telah mengetahui materi dan tidak ada lagi yang bisa ditanyakan kepada guru dikelas. Alhasil guru seperti tidak dibutuhkan lagi didalam kelas.

4. Kurangnya akses internet
Bagaimana siswa dan siswi ingin melakukan pembelajaran elektronik jika pemerintah tidak memberikan akses internet kepada sekolah-sekolah tidak berkecukupan

5. Infrastuktur yang tidak memadahi
Beberapa sekolah di Indonesia sudah dilengkapi dengan lab komputer yang lengkap isinya dengan komputer dan processor yang canggih. Namun masih ada banyak sekolah yang belum mempunyai ruangan lab untuk menampung komputer-komputer bantuan dari pemerintah.

6. Kebiasaan lama susah diubah
Tidak dipungkiri, kebiasaan membaca buku pelajaran masih menempel disebagian siswa atau siswi. Mereka belum terbiasa dengan harus menatap monitor berjam-jam untuk mempelajari materi yang mereka pilih.

E-Learning di Indonesia dan Negara Tetangga

Di Indonesia sendiri kita masih menggunakan model pembelajaran sebagian tatap muka dan sebagian melalui internet. Hal ini dikarenakan masih banyaknya sekolah yang belum mempunyai akses ke internet mulai dari keterbatasan komputer, keterbatasan jaringan sampai keterbatasan kecerdasan pengajarnya dalam mengoperasikan / melakukan simulasi didepan siswa dan siswinya.
Masih ada guru atau PNS di Indonesia yang belum terampil atau bahkan sama sekali tidak bisa mengoperasikan komputer sampai saat ini. Dikarenakan guru-guru lama atau yang senior ini tidak pernah dibekali pendidikan selain pendidikan yang menjadi bidang pekerjaannya sekarang. Guru agama hanya akan ahli terhadap agama, guru bahasa Indonesia hanya akan ahli pada bahasa Indonesia, dan guru sejarah hanya akan tahu tentang sejarah. Pemerintah seharusnya dapat mengkaji lagi dalam penyaringan pegawai PNS yang akan mendaftarkan diri menjadi guru, setidaknya seorang calon guru harus memiliki keterampilan lain selain mata pelajaran yang ia kuasai salah satu contohnya menggunakan komputer.
Beberapa negara disekitar Indonesia tentunya sudah menerapkan e-Learning contohnya di Singapura terdapat sebuah sistem bernama ICT atau kepanjangan dari Information and Communication Technology. Kementerian pendidikan disana telah membuat tiga masterplan ICT yang pertama kali dikenalkan sejak tahun 1997. E-Learning yang diterapkan disana adalah adanya aplikasi-aplikasi yang mendukung program e-Learning yang dapat siswa dan siswi akses melalui smartphone dan komputer milik mereka atau sekolah.
Sedangkan Taiwan sejak 1997-2002 sudah merencanakan infrastuktur yang menunjang dalam proses e-Learning. Selanjutnya pada tahun 2003-2008 program science dan program teknologi melakukan research dalam e-Learning. Dan tahun 2009-2014 pemerintahnya membuat program mobile learning yang diaplikasikan kepada sekolah-sekolah.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama